Jumat, 08 Mei 2009

BMT Ta'awun Tingkatkan Pembiayaan Bagi Hasil

Penerapan keuangan syariah dengan sistem bagi hasil dicoba untuk terus ditingkatkan. Selain menuju keuangan syariah ideal, nilai berkeadilan dalam prinsip bagi hasil yang menjadi unggulan bagi lembaga keuangan syariah juga memberikan manfaat bagi dua belah pihak.

Hal tersebut pun mendorong BMT Ta'awun untuk meningkatkan jumlah pembiayaan berprinsip bagi hasil dengan akad mudharabah di tahun ini menjadi Rp 200 juta. Sebelumnya, BMT Ta'awun memberi porsi pembiayaan akad mudharabah Rp 100 juta setiap tahunnya. Porsi pembiayaan mudharabah yang sebelumnya di kisaran lima persen pun akan ditingkatkan hingga 10 sampai 20 persen.

General Manager BMT Ta'awun, Subandikot mengatakan, murabahah dengan jual belinya memang pembiayaan aman bagi lembaga keuangan syariah, tapi kenyataannya nasabah membutuhkan usaha riil dengan lembaga keuangan. ''Peningkatan porsi mudharabah juga ditawarkan oleh pengurus agar BMT benar-benar menerapkan produk keuangan syariah dengan prinsip bagi hasil,'' kata Subandikot.

Dalam memberikan pembiayaan mudharabah, BMT Ta'awun pun tak melepaskan pengelolaan begitu saja, tetapi juga memberikan pendampingan manajemen kepada anggota. Saat ini BMT Ta'awun memiliki 15 SDM, di mana satu orang mendampingi anggota di dua pasar.

Sektor pembiayaan BMT Ta'awun sebagian besar (80 persen) adalah pedagang sayuran dan kelontong di pasar, sementara sisanya adalah usaha konveksi dan pedagang elektronik. Perputaran uang yang cepat di sektor tersebut membuat BMT Ta'awun menyasar pasar tersebut dengan pembiayaan antara Rp 2 juta sampai Rp 5 juta dalam jangka waktu rata-rata lima bulan.

Tercatat, telah ada 15 pasar binaan BMT yang berdiri sejak lima tahun silam ini. BMT Ta'awun pun memiliki tiga BMT binaan, yaitu BMT Haq di Cileungsi, BMT Pro Amal Dhuafa (Ciledug), dan BMT Tsiqoh (Ciracas). Di antara pasar binaan BMT Ta'awun adalah pasar Bintaro, Buncit, Blok A, Bangka.

Untuk lebih memperluas pasar, BMT Ta'awun berencana melakukan ekspansi ke Depok dan Jakarta Barat pada 2010. ''Kita sudah cek ke lapangan ternyata di sana belum banyak BMT sehingga bisa melakukan ekspansi pasar. Tapi, kita butuh persiapan dulu untuk mengumpulkan modal,'' papar Subandikot.

BMT Ta'awun pun telah memiliki pasar binaan di Jakarta Barat, sehingga pembukaan kantor tersebut diharapkan dapat mempermudah layanan pada nasabah. Pasar binaan BMT Ta'awun di bagian barat Jakarta adalah pasar Meruya, Aries, Palmerah, dan Pisang Palmerah. Selain itu BMT Ta'awun juga membidik pasar lainnya seperti pasar Kopro dan Kedoya, sehingga penentuan lokasi kantor cabang yang tepat perlu diperhitungkan.

Sementara untuk wilayah Depok, terang Subandikot, pihaknya akan memfokuskan diri pada area perbatasan Depok-Bogor sekitar Parung dan Sawangan. Ia pun menambahkan ada pengurus memiliki BMT di Bandung. Namun BMT tersebut belum bisa menjadi cabang karena baru bisa diakuisisi setelah Ta'awun memiliki legal untuk beroperasi secara nasional.

BMT Ta'awun sendiri bermula dari kepedulian majelis ta'lim di Cipulir untuk memberdayakan perekonomian masyarakat kalangan menengah ke bawah di wilayah tersebut. Dengan modal awal Rp 100 juta dari salah satu pengurus, BMT yang beralamat di Jl H Amsar No 4 Rt 14/05, Kebayoran Lama ini pun terus berkembang hingga kini memiliki modal Rp 400 juta.

Namun, Subandikot memaparkan walau modal tak begitu besar, likuiditas BMT tetap terjamin. Pasalnya, sekitar 30 persen dari dana simpanan yang terkumpul adalah milik pengurus. ''Nasabah tidak perlu khawatir karena pengurus memiliki surat pernyataan tak boleh menarik dana secepatnya,'' kata dia. Di tahun ini pun ditargetkan porsi dana pengurus ditingkatkan menjadi 50 persen. Saat ini BMT memiliki total nasabah 1.800 orang, bertambah 500 orang dari akhir 2008.

Di tahun ini BMT Ta'awun menargetkan pertumbuhan aset 43 persen tahun ini dari aset di 2008 yang sebesar Rp 3,4 miliar, sementara pembiayaan ditargetkan tumbuh 28 persen atau mencapai Rp 6 miliar. Tercatat per April 2009 BMT Ta'awun memiliki aset Rp 3,8 miliar, dana simpanan Rp 1,5 miliar pembiayaan Rp 2,8 miliar, omzet Rp 238,9 juta. Perolehan tersebut meningkat dibanding periode sama tahun lalu dengan aset Rp 1,8 miliar, pembiayaan Rp 1,7 miliar, dana simpanan Rp 1,1 miliar, dan omzet Rp 145 juta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Subscribe to bisnis_syariah

Powered by us.groups.yahoo.com

Mau Klik Iklan diBayar Rupiah???