Jumat, 23 Januari 2009

*FINANCIAL FREEDOM* ala Tukang Becak vs Howard Schultz (Starbucks)

THINK OUT OF THE BOX !*

Perbedaannya akan bagaikan langit dan bumi.
Berapa besar space yang ada "di dalam box" tsb ? Relatif.
Berapa besar space yang ada "di luar box" tsb.? WOW! No Limit.

Coba kita lupakan segenap teori canggih dunia entrepreneurship (ttg modal
usaha, skill, keberanian untuk memulai usaha, dst,dst). Sementara banyak
orang yang masih harus bergelut dalam kesibukan bisnis setiap hari setelah
10 tahun berbisnis, mari kita simak kisah ilustrasi seorang TUKANG BECAK
tamatan SD yang sudah mencapai "financial freedom" setelah bekerja hanya
lebih kurang 5 tahun saja, dgn "passive income"
Rp.9 juta/bulan!! !

Becak ke-1 :
==> Seorang tukang becak memiliki becak motor dengan penghasilan bersih
Rp. 60,000/hari (bekerja dari pagi hingga larut malam). Biaya hidupnya
sekitar Rp.30,000/hari. Lalu ia berjuang utk konsisten menabung
Rp.30,000/hari. Dalam tempo 400 hari, ia mampu membeli becak kedua yang
harganya Rp.12 juta/unit.

Becak Ke-2 :
==> Ia sewakan becak keduanya dengan tarif Rp. 30,000/hari. Sementara ia
tetap menarik becak pertamanya. Sekarang ia bisa menabung Rp 60,000/hari.
Dalam tempo 200 hari, ia mampu membeli becak ketiga.

Becak Ke-3 :
==> Ia sewakan becak ketiganya, sehingga sekarang ia mampu menabung
Rp 90,000/hari. Dalam tempo 134 hari, ia membeli becak ke-4.

Becak Ke-4 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp.120,000
/hari. Dalam tempo 100 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-5 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 150,000
/hari. Dalam tempo 80 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-6 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 180,000
/hari. Dalam tempo 67 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-7 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 210,000
/hari. Dalam tempo 57 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-8 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 240,000
/hari. Dalam tempo 50 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-9 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 270,000
/hari. Dalam tempo 45 hari, ia membeli becak baru lagi.

Becak Ke-10 :
==> Ia sewakan becak tsb, sehingga sekarang ia mampu menabung Rp. 300,000
/hari. Dalam tempo 40 hari, ia membeli becak baru lagi.

Setelah becak ke-10, ia berhenti menarik becak. Ia sewakan becak Pertamanya
ke orang lain. Ia lalu menggaji seorang "mandor" untuk mengurusi ke-10
becak- nya.
Ia PENSIUN. Kini ia menikmati penghasilan Rp. 300,000/hari, atau Rp. 9
juta/bulan
(sebelum potong gaji sang mandor). Jika ditotal semua usahanya tsb hanya
dicapai
dalam tempo 3,2 TAHUN SAJA.

============ =======

Tentu saja ini cuma sebuah ilustrasi, dengan menarik garis lurus dari sebuah
bisnis. Katakanlah dalam tempo 10 tahun (bukan 3,2 tahun seperti dalam
ilustrasi), sang TUKANG BECAK mampu mencapainya. Ini LOGIS, dan bisa
terjadi. Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang seperti itu? Mungkin 1
banding 10 juta. Tetapi ADA . Berapa banyak TUKANG BECAK di dunia yang
menjadi tukang becak seumur hidupnya dan terus hidup susah? Buanyyaaak
sekali.

============ =========

Sekarang bandingkan dengan banyak profesional tamatan S1 ataupun S2, atau
bandingkan dengan para pengusaha yang masih harus bergelut dengan kesibukan
mencari nafkah setiap hari. Kontras sekali bukan....

THINK OUT OF THE BOX.

Perbedaannya akan bagaikan langit dan bumi.
Kunci kesuksesannya terletak pada "duplikasi".
Ini rahasianya : "Jalankan bisnis yang mudah diduplikasikan, dan tidak perlu
keterlibatan kita secara penuh dalam bisnis tsb."
Contoh : Ikuti bisnis franchise yang berpotensi, beli asset lalu sewakan
asset tsb, dst.

KUNCI UTAMA LAINNYA adalah :
Hidup hemat pada awalnya untuk menabung, uang tabungan di-investasikan untuk
menghasilkan uang, lakukan terus berulang2, setelah penghasilannya sudah
cukup besar, barulah menuai hasil berkelanjutan.

============ =========

Mari berhitung matematika ...

Jika Anda diberikan 2 option kontrak kerja / kontrak bisnis berikut ini,
mana yang Anda pilih?

1). Kontrak 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, penghasilan/ bulan Rp.100 juta.
2). Kontrak 2 tahun, tidak dpt dibatalkan, penghasilan di bulan pertama
Cuma Rp. 1000, tapi berlipat dua setiap bulan.

Pilih mana ????

Jawabannya :

Option I : Penghasilan Rp. 100 juta/bln x 24 bln = Rp.2,4 Milyar

Option II :
Bulan ke-1 : Rp. 1000
2. 2000
3. 4000
4. 8000
5. 16,000
6. 32,000
7. 64,000
8. 128,000
9. 256,000
10. 512,000
11. 1,024,000
12. 2 juta
13. 4 juta
14. 8 juta
15. 16 juta
16. 32 juta
17. 64 juta
18. 128 juta
19. 256 juta
20. 512 juta
21. 1 milyar
22. 2 milyar
23. 4 milyar
24. 8 milyar

Jika Anda pilih option I, Anda kecolongan hampir 6 MILYAR!!!

Kita hanya diajari oleh guru di sekolah tentang teori2 Albert Eintein
seperti rumus kekuatan bom atom spt "E=MC2", dst. Tetapi tidak diajarkan
bahwa "kekuatan duplikasi" juga dikagumi oleh Albert Eintein, ilmuwan paling
cemerlang abad 20, ia mengatakan "Kekuatan duplikasi adalah keajaiban dunia
ke delapan."

============ ========= ==

FINANCIAL FREEDOM ALA HOWARD SCHULTZ (pemilik Starbucks)

Bayangkan seorang pengusaha jenius sekaliber Schultz (ia baru dijuluki
pengusaha
jenius setelah sukses, tetapi saat pertama kali menawarkan ide bisnis
menjual segelas kopi seharga puluhan ribu rupiah, ia diteriakin GILA dan
ditolak ratusan orang).

Ia mampu mengubah produk komoditas murah (kopi) menjadi produk eksklusif
(customer-experienc e) berharga luar biasa mahal. Ia pandai pula Mendapatkan
dana segar nan murah melalui GO PUBLIC. Ia pandai pula memanfaatkan media
sebagai "public relation" untuk mempromosikan Starbucks. Ia pandai pula
membangun partnership dgn perusahaan global seperti Pepsi, dst.

Hasilnya LUAR BIASA. Dengan kekuatan "KONSEP DUPLIKASI", kedai kopi pertama
yang dibangun Schultz tahun 1985, menjelma menjadi lebih dari 10,000 toko
di tahun 2006, tersebar di seluruh dunia. Dan terus berlipat GANDA setiap
tahun sampai sekarang.... .

Schultz lalu memutuskan untuk PENSIUN. Di tahun 2000, ia menggaji seorang
"mandor" utk mengurus jaringan Starbucks nya di seluruh dunia. Tentu saja
sang mandor disebut dengan istilah keren "CEO" bernama Orin C. Smith.

Baik sang TUKANG BECAK maupun SCHULTZ sama2 mencapai "financial freedom".
Yang satu pencapaiannya hanya kelas regional, yang satu lagi kelas
dunia......
Sedangkan milyaran penduduk dunia tidak pernah mencapai "financial
freedom" walaupun hanya di kelas regional saja....

============ ======

Bila sang TUKANG BECAK tamatan SD mampu melakukannya, seorang tamatan S1
secara logika pasti bisa melakukannya dengan hasil 3 kali lipat lebih banyak
(SD ke S1 kan ada 3 tahap, yakni SMP, SMU, baru Universitas) . Mari kita
ambil hikmahnya. Seandainya salah satu dari kita bisa Memanfaatkan hikmah
tsb dgn TAKE ACTION, semoga financial freedom bisa tercapai dalam 5 tahun
mendatang... .
(Inspired from Bisnis center@yahoogroups)

Selasa, 20 Januari 2009

SKIM PEMBIAYAAN PEDAGANG KECIL (POLA PEMBAYARAN BAGI HASIL HARIAN)

PENGERTIAN.

Pembiayaan Pedagang Kecil dengan Pola Pembayaran Harian adalah suatu fasilitas pembiayaan yang disediakan oleh BMT untuk mengembangkan atau meningkatkan pedagang kecil yang layak dan yang memerlukan modal kerja secara permanen.

Dari pengertian di atas jelas, bahwa pembiayaan tersebut diprioritaskan untuk membiayai pedagang kecil.

2. TUJUAN PEMBIAYAAN.

Tujuan utama pembiayaan dipergunakan untuk menambah modal kerja, akan tetapi dapat juga untuk menyewa tempat usaha/kios, investasi seperti membeli ruko, kios atau membeli kendaraan komersil dan sebagainya yang erat kaitannya dengan usaha pokok.

3. SASARAN PEMBIAYAAN.

Pertama : Para pedagang yang usahanya menetap dan berlokasi di kompleks pasar.

a. Pedagang yang sudah lama berusaha di pasar tersebut (minimal 1 tahun), dengan domisili radius maksimum 10 km dari pasar. Bidang usahanya tidak bersifat spekulatif dan tidak melanggar ketentuan umum yang berlaku (usaha yang halal).

b. Mempunyai tempat usaha yang jelas baik berupa toko, kios, los atau tempat khusus yang secara jelas ada penunjukannya, perlu ada keterangan dari Kepala Pasar.

c. Usaha masih berjalan baik, dalam arti masih menguntungkan.

d. Belum mendapat pembiayaan dari lembaga keuangan lain (kecuali dalam rangka take over).

Kedua : Para pedagang/toko/kios di sekitar lokasi pasar (radius ± 100m yang masih dalam jangkauan satuan unit kerja BMT).

4. KEISTIMEWAAN.

a. Penggunaan pembiayaan lebih luwes dan bersifat permanen.

b. Pembayaran bagi hasil dilakukan setiap hari dijemput oleh petugas BMT ke tempat usaha pedagang.

c. Pembiayaan bersifat mudharabah sehingga tidak harus diangsur dan dapat diperpanjang selagi masih diperlukan oleh pedagang.

d. Pelunasan pembiayaan pada saat pedagang tidak memerlukan pembiayaan lagi atau BMT menganggap pedagang tidak layak lagi diberi pembiayaan.

5. PERSYARATAN PEMBIAYAAN.

a. Bentuk pembiayaan : Pembiayaan mudharabah dengan bagi hasil dibayar secara harian. Selama pembiayaan masih diperlukan untuk berusaha, tidak perlu diangsur.

b. Jangka waktu : 1 s.d. 12 bulan sesuai kondisi setempat.

c. Nisbah bagi hasil : 10% dari omset penjualan (sales) atau sesuai ke sepakatan

d. Plafond Pembiayaan : Rp. 250.000,00 s.d. ..….. (disesuaikan dengan kondisi likuiditas BMT).

e. Biaya : Provisi, administrasi, survey dll sesuai kebijakan BMT

f. Jaminan pembiayaan :

- Tanah dan bangunan dengan sertifikat Hak Milik/Hak Guna Bangunan, atau

- Tanah dengan bukti pemilikan berupa Girik atau Akta Jual Beli dan telah ditanyakan ke Dinas Tata Kota dan BPN bahwa tanah tersebut tidak terkena planning serta dapat diurus untuk mendapat Hak Milik atau Hak Guna Bangunan, atau

- Los, Kios yang disewa dengan mendapat persetujuan/diketahui oleh Kepala Pasar, atau

- Kendaraan bermotor dengan BPKB a.n. Pedagang/Nasabah ybs.

g. Perjanjian Pembiayaan : Perjanjian Pembiayaan dibuat secara di bawah tangan dan cukup dilegalisir oleh Notaris atau Camat.

6. PEMUTUS PEMBIAYAAN

Wewenang memutus pembiayaan diberikan sepenuhnya kepada Manager.

7. CARA OPERASIONAL

  1. Pada tahap awal petugas (Account Oficcer, Pemegang Buku dan Teller) mengadakan pendekatan pada seluruh pedagang untuk menjelaskan produk pembiayaan Mudharabah dengan pembayaran bagi hasil secara harian.
  2. Apabila potensi pasar cukup baik, langkah berikutnya adalah menginventarisir jumlah calon nasabah potensial.
  3. Setelah permohonan pembiayaan masuk dari calon nasabah terpilih, account officer memproses permohonan tersebut untuk diputus Manager.
  4. Permohonan pembiayaan yang telah mendapat putusan dari Manager, oleh Pemegang Buku dipersiapkan untuk realisasi.
  5. Setelah pemeriksaan dokumen-dokumen pendukung serta penandatanganan akad pembiayaan, pembiayaan dicairkan.
  6. Demikian seterusnya setiap hari, disamping membayarkan pembiayaan, tugas pemegang buku dan teller adalah menjemput dan menerima setoran bagi hasil dari para pedagang/nasabah.

PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL KERJA

NISBAH BAGI HASIL SERTA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP)

A. PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL KERJA .

Perhitungan modal kerja untuk pembiyaan mudharabah ini cukup dilakukan dalam bentuk paket.

Cara perhitungan ini mungkin lebih tepat dan lebih mudah dilaksanakan, yaitu perhitungan didasarkan atas rata-rata sales (omset penjualan) setiap hari, dengan dasar perhitungan sebagai berikut :

- Plafond Pembiayaan 10 kali dari sales.

- Nisbah bagi hasil 0,25% dari omset penjualan harian (revenue sharing) atau keuntungan yang diharapkan equivalen 5% dari pembiayaan yang diberikan.

- Bagi hasil per hari = 0,25% X sales per hari atau 5% X Pembiayaan : 20

Sales/hari

Pembiayaan

Bagi Hasil/Hari

Keterangan

25.000

50.000

75.000

100.000

125.000

150.000

175.000

200.000

250.000

500.000

750.000

1.000.000

1.250.000

1.500.000

1.750.000

2.000.000

625

1.250

1.875

2.500

3.125

3.750

4.375

5.000

Equivalen 5% bulan dari pembiayaan.

Dengan sistim pembayaran bagi hasil secara harian dan pedagang tidak/belum diharuskan mengangsur pembiayaan mudharabahnya, mempunyai beberapa keuntung an baik dipihak BMT maupun dipihak pedagang/nasabah :

Keuntungan bagi BMT

1. Dana secara permanen dalam waktu tertentu ada ditangan pedagang sehingga bagi hasil yang diterima dapat penuh dan maksimal.

2. Dengan pengertian bahwa bagi hasil yang diterima BMT secara harian langsung disalurkan kembali dalam pembiayaan (rekapitalisaasi) dengan nisbah bagi hasil yang sama, equivalen 5% maka dalam tempo satu tahun dapat menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan, setelah diformulasikan dengan rumus deret geometris.

Contoh :

Pembiayaan Rp. 2.000.000,-- jangka waktu 1 tahun, nisbah equivalen 5%/bulan dibayar secara harian (estimasi bagi hasil Rp. 5.000,--per hari) Apabila bagi hasil tersebut disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan (rekapitalisasi), 1 tahun effektif 250 hari, setelah satu tahun menghasilkan jumlah sebagai berikut :

250

(1 + 0.0024) - 1

5.000 X =

0.0024

5.000 X 342.00393 = 1.710.019

Produktivitas pembiayaan = (1.710.019 : 2.000.000) X 100% = 85.50%

Keuntungan bagi pedagang/nasabah :

1. Kewajiban membayar dirasakan sangat ringan.

2. Lebih leluasa didalam memanfaatkan fasilitas pembiayaan yang diberikan. Sisa keuntungan setelah dikurangi bagi hasil setiap hari dapat dimanfaatkan untuk pemupukan modal kerja selanjutnya.

B. PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT

I. Pengeluaran.

1. Gaji pegawai

- Account Officer 12 X Rp. 750.000,-= Rp. 9.000.000,-

- T e l l e r 12 X Rp. 600.000,-= Rp. 7.200.000,-

- Pemegang Buku 12 X Rp. 450.000,-= Rp. 5.400.000,-

Rp. 21.600.000,-

2. THR + Bonus

3 X Rp. 1.800.000,- Rp. 5.400.000,-

3. Beban lain-lain :

ATK + transport dsb Rp. 3.000.000,-

Rp. 30.000.000,-

II. Pendapatan

Pendapatan diasumsikan 100% dari penerimaan bagi hasil pembiayaan, bila setiap penerimaan bagi hasil setiap hari direkapitalisasi dalam bentuk pembiayaan lagi maka akan mencapai produktivitas pembiayaan sebesar 85,50% .Dan bila besaran resiko pembiayaan diasumsikan sebesar 10% maka dengan demikian break even point akan tercapai pada outstanding pembiayaan sebagai berikut :

100

-------------- X 30.000.000,- = 39.735.100,-

(85.50-10)

Perolehan laba dalam 1 tahun akan nampak sebagai berikut :

1. Outstanding pembiayaan Rp. 100.000.000,-

(Rp. 100.000.000 – Rp. 39.735.100) X 75,5% = Rp. 45.500.000,-

2. Outstanding pembiayaan Rp. 250.000.000,-

(Rp. 250.000.000 – Rp. 39.735.100) X 75,5% = Rp. 158.750.000,-

3. Outstanding pembiayaan Rp. 500.000.000,-

Rp. 500.000.000 – Rp. 39.735.100) X 75,5% = Rp. 347.500.000,-

C. PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

  1. Pembinaan terhadap nasabah mudah dilakukan karena setiap hari petugas BMT bertemu dengan nasabah.
  2. Kontrol atau pengawasan terhadap petugas penagih lebih mudah dilakukan, karena setiap hari bisa dilaksanakan pengawasan oleh Pimpinan/Manager.
Subscribe to bisnis_syariah

Powered by us.groups.yahoo.com

Mau Klik Iklan diBayar Rupiah???