Kamis, 30 April 2009

Pangsa BPRS Bisa Capai 20 Persen

JAKARTA -- Berbeda dengan proyeksi Asbisindo tentang BPRS, Direktur Utama BPRS Harta Insan Karimah (Hikmah) Tangerang, Bainurrahman Alamsyah, memroyeksikan pangsa pasar BPRS bisa mencapai 20 persen tahun ini. Alamsyah mengatakan proyeksi tersebut dikarenakan melihat kecenderungan masyarakat yang mulai beralih pada bank syariah termasuk BPRS.

"Market share delapan persen terlalu pesimis. Peluang BPRS masih cukup besar karena itu minimal market share 20 persen tahun ini," kata Alamsyah, Rabu (29/4). Menurut dia, krisis ekonomi global saat ini tidak memberi pengaruh terhadap nisbah dan harga jual BPRS.

Perkembangan industri perbankan syariah yang juga didukung pemerintah melalui UU Perbankan Syariah, lanjut Alamsyah, juga dapat membuat kepercayaan masyarakat meningkat akan lembaga keuangan syariah. Selain itu market share juga bisa terdorong dengan mulai banyaknya investor yang mendirikan BPRS.

Alamsyah mengakui saat ini BPRS belum banyak menjalankan skim yang tersedia. "Peluang pasar UKM masih luas, selain itu BPRS juga bisa memperluas skim dengan gadai," kata Alamsyah. Ia pun mendorong BPRS-BPRS untuk memperluas skimnya.

Di BPRS Hikmah sendiri, terang Alamsyah, telah mengembangkan gadai. Berikutnya adalah pembiayaan mikro dengan pinjaman maksimal Rp 5 juta tanpa jaminan. "Saat ini sudah berjalan cukup baik di kecamatan Ciputat dengan NPF nol persen," kata Alamsyah.

BPRS Hikmah pun akan mengembangkan pembiayaan tersebut ke kecamatan Larangan dan Ciledug. Tercatat pembiayaan BPRS Hikmah di kuartal I 2009 sebesar Rp 86,4 miliar, aset Rp 102,3 Miliar, DPK Rp 88,1 miliar dan laba tahun berjalan Rp 493 juta. gie/ism

Senin, 27 April 2009

Pinbuk Dorong Konsorsium BMT

AKARTA -- Baitul Maal wat Tamwil (BMT) terus didorong untuk terus maju. Salah satunya adalah dengan membentuk konsorsium baik antara BMT maupun dengan lembaga keuangan syariah lainnya.Direktur Eksekutif Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (Pinbuk), Aslichan Burhan mengatakan, dengan melakukan konsorsium yang fokus membiayai suatu usaha sentra industri atau pembiayaan tertentu, maka akan dapat mendorong pertumbuhan BMT. ''Misalnya ada suatu pasar yang bisa digarap bareng bekerja sama juga dengan asosiasi pasar. Selain konsorsium antar-BMT, mereka juga bisa memperoleh sumber dana dengan linkage program dari bank,'' kata Aslichan kepada Republika, Jumat (24/4).

Saat ini, lanjut dia, konsorsium BMT masih dari segi akad saja dan belum terlihat adanya syirkah (kerja sama) dalam menggarap suatu pasar tertentu. Untuk itu diperlukan adanya konsorsium untuk menggarap suatu pasar yang cukup besar. Aslichan menambahkan, dengan melakukan konsorsium, maka akan menambah peluang bisnis bagi lembaga keuangan mikro syariah. Jika memberi pembiayaan kepada pasar induk, misalnya, maka hal tersebut akan membuka peluang masuk ke pasar yang lebih kecil.

''BMT biasanya masuk sendiri-sendiri ke satu pasar jadi sifatnya masih parsial. Belum ada yang memulai bersama-sama untuk menggali potensi sentra industri atau pasar,'' imbuh Aslichan. Sebelum menentukan sentra yang akan dibidik untuk konsorsium, tambah dia, diperlukan pula analisis sehingga bisa menentukan pasar yang tepat dan prospektif.

Dalam mendukung konsorsium tersebut, kata Aslichan, perlu adanya standardisasi yang sama antar BMT sehingga mempermudah transaksi. ''Pinbuk sedang merintis ini dan melakukan standardisasi untuk sistem administrasi, produk, IT, akuntansi maupun performance kantor,'' ujar Aslichan. Dengan adanya standarisasi, lanjut dia, akan ada kesamaan pembuatan account antar-BMT dan peningkatan semangat kebersamaan. Ia pun berharap BMT dapat terus tumbuh di setiap wilayah disertai dengan pengembangan teknologi dan standardisasi sehingga tercipta BMT berkualitas.

Tercatat hingga saat ini jumlah BMT yang tergabung di Pinbuk lebih dari 3.000 unit. Di antaranya adalah 106 BMT bekerja sama dengan Departemen Sosial, 82 BMT Nagari di kabupaten Agam, 30 BMT bekerja sama dengan Depnakertrans yang ditempatkan di unit pemukiman transmigrasi, serta 500 BMT Shar-E dengan Bank Muamalat.

Perlu pertimbangan
Dalam melakukan konsorsium antar BMT atau dengan lembaga keuangan lainnya, sejumlah hal perlu dipertimbangkan. Di antaranya adalah bisnis yang prospektif, saling menguntungkan, serta memperhitungkan risiko. Ketua Pengurus BMT Berkah Madani, Wawan Windhu Setiawan, mengatakan cukup banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk membentuk konsorsium dengan BMT lainnya.

''Jika dengan BMT lain pertimbangannya cukup banyak mengenai prospek dan bagaimana risikonya, jadi harus benar-benar yakin dan percaya dengan proyeknya,'' kata Wawan kepada Republika , Jumat (24/4). Meski demikian tak menutup kemungkinan di masa depan pihaknya akan melakukan konsorsium dengan BMT lainnya.

Wawan menuturkan dua tahun lalu BMT Berkah Madani melakukan pembiayaan bersama dengan jaringan BMT Berkah Madani di Jakarta. Jumlah pembiayaan yang mencapai di atas Rp 100 juta membuat BMT melakukan sharing dengan jaringannya. ''Kalau dengan jaringan sendiri tingkat confidence kita tinggi untuk melakukan kerja sama,'' ujar Wawan. Per Maret lalu BMT Berkah Madani mencatat pembiayaan sekitar Rp 2,8 miliar dengan aset Rp 3,4 miliar. Di tahun ini ditargetkan pembiayaan mencapai Rp 15 miliar dengan aset Rp 4,5 miliar.

Sementara itu, Sekjen BMT Mentari, Sarbani mengatakan, pihaknya belum pernah melakukan konsorsium pembiayaan dengan BMT lain yang menyasar sentra bisnis tertentu. ''Konsorsium seperti itu memang belum, tapi bisa saja nanti ada konsorsium BMT yang bisnisnya saling menguntungkan antar-BMT,'' kata Sarbani.

Kerja sama antar BMT di Lampung, lanjutnya, dilakukan dengan penukaran informasi nasabah atau dengan membantu BMT anggota yang membutuhkan dana. Namun, belum melakukan pembiayaan bersama-sama. Untuk menyalurkan pembiayaan BMT Mentari menjalin linkage program dengan sejumlah bank, seperti Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, dan BPRS Metro Madani.

Per Maret 2009 pembiayaan BMT Mentari sebesar Rp 500 juta, aset Rp 4 miliar, dan simpanan anggota Rp 1,5 miliar. Tahun ini ditargetkan pembiayaan mencapai Rp 4 miliar, aset Rp 5 miliar dan simpanan Rp 2 miliar. Di awal 2009 BMT Mentari pun memperluas jaringannya ke pasar Bantar Mataram Mandala, Lampung Tengah
Subscribe to bisnis_syariah

Powered by us.groups.yahoo.com

Mau Klik Iklan diBayar Rupiah???