Kamis, 21 Mei 2009

IPB Bangun Lab Keuangan Mikro

BOGOR -- Tak lama lagi Institut Pertanian Bogor (IPB) akan memiliki Laboratorium Keuangan Mikro hasil kerja sama dengan Perum Pegadaian. Rencana itu diwujudkan dengan dilakukannya penandatanganan naskah kerja sama antara Rektor IPB, Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc dengan Direktur Utama Perum Pegadaian, Chandra Purnama di IPB International Convention Center Kota Bogor, baru-baru.

"Dalam laboratorium yang akan dibangun ini, IPB akan mengembangkan model-model usaha yang bisa dibiayai dari lembaga keuangan mikro seperti yang selama ini dilakukan oleh perum pegadaian," ujar Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama, Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng dalam siaran persnya. Rabu (20/5).

Menurut Anas,langkah tersebut dilakukan dalam upaya mengantisipasi ramalan tahun 2012 yakni adanya siklus 24 dari Badai Matahari. "Yang terjadi adalah kita akan mengalami kemarau panjang selama sembilan bulan, kita harus mengantisipasi dan harus ada langkah-langkah keuangan mikro," ujarnya.

Chandra Purnama mengatakan bahwa Perum Pegadaian mempunyai tekad untuk menjadi champion dalam pembiayaan UMKM di Indonesia. "Dunia sudah berubah. Artinya, yang besar tidak bisa mengalahkan yang kecil namun yang cepat bisa mengalahkan yang lambat," ujarnya.man

Selasa, 19 Mei 2009

Pembiayaan Permodalan BMT Meningkat 100 Persen

JAKARTA - Penyaluran pembiayaan PT Permodalan BMT Ventura telah mencapai Rp 19,8 miliar hingga kuartal I 2009. Jumlah tersebut meningkat lebih dari 100 persen dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 9,5 miliar.

CEO PT Permodalan BMT Ventura, Saat Suharto mengatakan pihaknya tetap optimis dapat mencapai target tahun ini sebesar Rp 50 miliar. Pasalnya walau di tengah krisis ekonomi yang terjadi UKM dapat tetap mempertahankan usahanya. Kendati telah mencapai sekitar 40 persen dari target tahun ini, namun Saat mengungkapkan pihaknya belum akan merevisi target di awal tahun. "Kita melihat UKM masih tetap jalan tapi kita juga masih melihat size of fund dari pihak-pihak yang mungkin ada kaitan dengan krisis ekonomi," kata Saat kepada Republika, Senin (18/5).

Untuk merevisi target pencapaian tahun ini, pihaknya pun akan melihat kinerja hingga pertengahan tahun terlebih dulu. Dalam menyalurkan pembiayaan, Permodalan BMT memperoleh sumber dana dari bank syariah, venture capital dan perorangan. Untuk bank syariah, Permodalan BMT bekerja sama dengan BTN Syariah. Hingga saat ini total modal yang diperoleh dari unit usaha syariah BTN tersebut mencapai Rp 15 miliar.

Saat menambahkan hingga saat ini dari sisi permintaan pembiayaan dari BMT kepada pihaknya tak mengalami penurunan. "Untuk permintaan cenderung menunjukkan peningkatan. Kami menduga BMT masih melihat sumber pendanaan dari kami masih relatif lebih murah dibandingkan sumber-sumber lain," ujar Saat.

Untuk strategi di tahun ini, lanjutnya, Permodalan BMT akan melakukan ekspansi keanggotaan BMT Center. Pasalnya seluruh penerima pembiayaan dari Permodalan BMT diwajibkan menjadi anggota BMT Center. Selain itu strategi lainnya adalah dengan memperbesar portofolio pembiayaan ke BMT-BMT yang memiliki track record pembiayaan yang lancar atau performa keuangannya baik. Hingga akhir 2008 anggota BMT Center mencapai 138 unit dengan jumlah kantor 348 buah.

Dari penyaluran pembiayaan tahun ini sektor perdagangan memiliki porsi terbesar dengan 63 persen, sementara sisanya ke sektor jasa (22 persen), industri (6 persen), pertanian (7 persen), dan konsumtif (2 persen). Di kuartal I 2009 Permodalan BMT yang pembentukannya diinisiasikan oleh BMT Center dan Dompet Dhuafa Republika mencatat laba Rp 147 juta. Sementara untuk total aset per Maret 2009 sebesar Rp 23,4 miliar meningkat dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 13,7 miliar.

Sementara itu, Corporate Secretary BMT Al Ikhlas, Uang Wari mengatakan pihaknya mendapat pembiayaan dari Permodalan BMT sekitar Rp 500 juta di tahun ini. "Prosedur dan persyaratan Permodalan BMT cukup mudah, selain itu margin yang ditawarkan juga murah," kata Uang. Meski demikian, lanjutnya, BMT Al Ikhlas tak setiap tahun mengajukan pembiayaan melalui Permodalan BMT. BMT Al Ikhlas sendiri tercatat sebagai salah satu pelopor yang mendirikan BMT Center. gie/kpo

Senin, 18 Mei 2009

UKM Menjadi Potensi Besar Industri Keuangan Syariah

AKARTA---Sektor usaha kecil menengah (UKM) Indonesia yang membutuhkan modal sekitar Rp 500 triliun merupakan peluang besar bagi perbankan syariah dalam menyalurkan pembiayaan. Apalagi selama ini perbankan syariah pun telah begitu lekat dengan pembiayaan kepada UKM.

Ketua Umum Sharia Consulting Center, Surahman Hidayat, mengatakan, UKM dan bank syariah berada dalam posisi saling memberdayakan. Dengan kebutuhan permodalan sebesar Rp 500 triliun, menurut dia, perbankan syariah memiliki potensi besar untuk berkembang. "Untuk memenuhi permodalan itu, antara Kemennegkop dan bank syariah bisa melakukan MoU, sehingga kebijakan pembiayaan bisa klop,"kata Surahman kepada Republika, akhir pekan lalu.

Menurut dia, pembiayaan bank syariah yang mendukung sektor riil, terutama UKM, menjadi alasan utama. Akad pembiayaan bank syariah pun memiliki nilai yang adil sehingga mampu mendorong pengembangan UKM. "Dalam pembiayaan UKM tentunya Kemennegkop pun mencari pembiayaan yang aman dan itu bisa terpenuhi melalui pembiayaan dengan pola syariah," ujar Surahman. Dengan adanya pendampingan usaha yang dilakukan lembaga keuangan syariah, penyaluran pembiayaan dan kemajuan usaha UKM bisa terkawal dengan baik.

Untuk menangani kebutuhan UKM tersebut, menurut Surahman, linkage program dengan BPRS dan BMT pun harus diperkuat. BPRS dan BMT yang menyasar ke sektor mikro dapat lebih menyentuh segmen pembiayaan masyarakat menengah ke bawah. "Dengan begitu penyaluran pembiayaan ke usaha pun mendapat pengawasan berlapis sehingga pembiayaan pun bisa aman," kata dia.

Sharia Business Head Bank Danamon, Achmad K Permana, mengatakan, kebutuhan permodalan UKM Indonesia yang mencapai Rp 500 triliun itu belum akan sanggup ditangani lembaga keuangan syariah seluruhnya. "Dalam jangka pendek, bank syariah sepertinya belum siap," kata Permana. "Saat ini aset perbankan syariah juga baru Rp 51 triliun."

Dengan kondisi krisis ekonomi global yang terjadi, lembaga keuangan pun tengah mengurangi pembiayaan ke sektor korporasi dan mengalihkan pembiayaan ke UKM yang lebih tahan krisis. Dengan demikian kebutuhan permodalan UKM dapat ditangani lembaga keuangan lainnya. gie


Bila yang Kecil Bersimbiosis

Keputusan perbankan syariah untuk lebih memberikan prioritas kepada usaha kecil dan menengah (UKM), tampaknya harus dikasih salut. Terbukti, meski dihajar krisis keuangan sedemikian rupa, perekonomian rakyat yang disokong UKM tampak lebih berdaya dibanding perekonomian negara-negara jiran yang dalam banyak hal lebih ditopang korporasi besar.

Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah

Tahun Pembiayaan (dalam triliun Rp)
untuk UKM untuk nonUKM
-----------------------------------------------------------
2006 14,8 5,5
2007 19,5 8,3
2008 27 11,1
Maret 2009 27,8 11,4
-----------------------------------------------------------
Sumber : Data Publikasi BI
Subscribe to bisnis_syariah

Powered by us.groups.yahoo.com

Mau Klik Iklan diBayar Rupiah???