Minggu, 12 April 2009

Pengenalan Ekonomi Islam Harus Bertahap

JAKARTA -- Pengenalan terhadap ekonomi Islam harus dilakukan secara bertahap dan sistematis agar masyarakat benar-benar memahami akan sistem ekonomi tersebut. Menurut Kepala Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Masyhudi Muqorobin, dalam mengembangkan ekonomi Islam setidaknya dilakukan mulai dari perguruan tinggi lalu menurun ke jenjang di bawahnya.

''Agar ekonomi Islam dapat berkembang setidaknya perlu mencetak lulusan ekonomi Islam S1 lalu kemudian mereka bisa mengajarkan ekonomi Islam ke jenjang di bawahnya secara bertahap,'' kata Masyhudi kepada Republika, Selasa (7/4). Dengan demikian, dalam beberapa tahun mendatang pendidikan ekonomi Islam dapat dimulai di tingkat pendidikan dasar dengan SDM yang berkualitas. Pasalnya, guru-guru yang mengajar di tingkat SMA ke bawah adalah lulusan-lulusan ekonomi Islam dari perguruan tinggi.

Untuk mengembangkan ekonomi Islam, lanjut Masyhudi, perlu adanya kurikulum ekonomi Islam pada sekolah dasar sehingga ada penyesuaian pemahaman terhadap ekonomi syariah. ''Dalam pelajaran ekonomi Islam tidak harus pakai embel-embel Islam, yang terpenting nilai-nilai ekonomi Islam masuk ke sana,'' kata Masyhudi.

Ia memberi contoh dalam pelajaran matematika di Kuba, misalnya, terdapat pertanyaan mengenai jumlah tentara Amerika yang masuk ke negara tersebut. Dengan memasukkan nilai-nilai ekonomi syariah seperti penghitungan pembiayaan sesuai syariah, maka secara tak langsung nilai-nilai ekonomi Islam masuk ke dalam mata pelajaran sekolah.

Selain itu, Masyhudi mengungkapkan agar ekonomi Islam lebih membumi di masyarakat, maka perlu adanya peran serta seluruh pihak mulai dari ulama, institusi pendidikan formal dan nonformal, serta masyarakat. ''Misalnya ulama perlu menjelaskan dalam pengajian-pengajian tentang ekonomi Islam untuk meningkatkan awareness masyarakat akan hal tersebut,'' ujar Masyhudi. Dengan adanya pengembangan SDM dan kurikulum dasar, tambah dia, maka akan bisa memberikan dukungan akan perkembangan bank syariah dan sektor keuangan lainnya.

Dalam rangka memperkenalkan ekonomi Islam, UMY pun akan menyelenggarakan lokakarya bagi para guru ekonomi tingkat SMA di Jawa Tengah dan Yogyakarta pada bulan ini atau Mei mendatang. Pemberian workshop tersebut berupa pemberian materi ekonomi yang berisi muatan-muatan ekonomi Islam.

Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama ICDIF, Subarjo Joyosumarto mengatakan pengembangan SDM adalah hal nomor satu untuk memajukan ekonomi syariah di Indonesia. Namun sayangnya, saat ini sebagian besar yang diajarkan dalam pesantren, sekolah Islam maupun sekolah lainnya adalah ekonomi kapitalis. ''Ini yang perlu didorong dalam pelajaran ekonomi harus ada ekonomi syariah juga sebagai perbandingan sistem konvensional,'' kata Subarjo. Saat ini di sejumlah sekolah, ekonomi syariah dimasukkan ke dalam muatan lokal di mana waktu pelajarannya sekitar dua jam seminggu.

Sementara itu, Peneliti Senior Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia, Ascarya mengatakan, untuk memasukkan materi ekonomi Islam ke SMA cukup sulit karena dukungan belum merata dan baru di titik-titik tertentu. ''Yang terpenting adalah dukungan dari otoritas dan regulator karena setelah adanya dukungan dari sana maka ekonomi syariah dapat bergerak cepat,'' ujar Ascarya.

Pemahaman terhadap ekonomi syariah, lanjut dia, juga harus dimulai dari tingkat dasar. Pasalnya, pengembangan ekonomi syariah di masa mendatang bergantung pada generasi muda saat ini. ''Selain itu pendidikan kita juga seharusnya dapat menciptakan SDM dengan beberapa keahlian di satu kepala, sehingga akselerasi dapat berjalan cepat,'' kata Ascarya. Saat ini, lanjutnya, beberapa SDM yang ada hanya terbatas ahli pada satu topik tertentu saja, sehingga dalam melakukan pengembangan harus dikumpulkan terlebih dulu dalam satu ruangan.gie
Subscribe to bisnis_syariah

Powered by us.groups.yahoo.com

Mau Klik Iklan diBayar Rupiah???